Rabu, 29 April 2020

Identifikasi Dini Gangguan Pendengaran, Bisa Dimulai dari Rumah


Selamat pagi..

Akhirnya.. saya akan mulai aktif ngeblog lagi, tapi kali ini akan khusus seputar masalah kesehatan pendengaran dan keseimbangan yang kemarin sempat saya pelajari saat mengemban studi. 

Tahukah Mom, ada banyak sekali hal yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran pada anak, beberapa diantaranya adalah infeksi virus pada masa kehamilan dan kelahiran bayi prematur yang disertai jaundice (kondisi bilirubin tinggi yang menyebabkan warna kuning padai kulit dan bagian putih mata bayi). Oleh karena itu, identifikasi dini terhadap adanya gangguan pendengaran pada anak ini berperan sangat penting terhadap perkembangan bahasanya di masa mendatang. 

Mengapa? Karena pada usia tiga tahun pertama, ada pertumbuhan yang luas di struktur otak yang berhubungan erat dengan bahasa. Selama masa ini, keluarga memiliki peran penting untuk menyediakan lingkungan yang kaya bahasa untuk memperkaya kosa kata bahasa mereka, terutama untuk kompetensi komunikatif. Studi oleh Snow (1991, dikutip dalam Davis 2010) pada anak-anak dengan dukungan keluarga yang kurang menunjukkan bahwa setelah usia 7 tahun, kemampuan untuk mengembangkan bahasa menurun. Mereka masih mampu mengembangkan kosa kata, tetapi lebih sulit untuk belajar tentang struktur gramatikal dan fonemik pada usia itu tanpa latihan yang terencana dan rutin.

Nah, ada beberapa cara mudah yang Moms dapat lakukan dari rumah untuk mendeteksi gangguan pendengaran pada anak sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.

          1.  Newborn baby (Usia dibawah 4 minggu)

Pada usia ini, bayi akan bereaksi terhadap suara keras dengan berkedip ataupun tersentak kaget pada suara keras yang mendadak. Mom bisa mengecek reaksi ini dengan bertepuk tangan di depan anak.
Reaksi lain yang umumnya muncul adalah terdiam pada suara lebih kecil yang berkelanjutan. Misalnya, Mom membunyikan lonceng atau menyetel lagu sebagai backsound dan perhatikan bagaimana reaksinya.

          2.  Infant (Bayi usia dibawah 12 bulan)

Bayi pada usia ini masih menunjukkan reaksi terhadap suara sama halnya seperti saat ia berusia dibawah 4 minggu. Perbedaannya, pada usia ini umumnya mereka sudah mulai memberikan reaksi berbeda terhadap suara yang familiar. Misalnya terdiam atau tersenyum mendengar suara Ibu, mengeluarkan celotehan gembira ataupun tertawa saat diajak bicara atau senang, serta menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Mom bisa memperaktekkan hal diatas untuk melihat reaksi anak.


Menginjak usia 9 bulan, bayi akan mulai berteriak untuk mendapat perhatian. Ia juga mulai mengeluarkan celotehan yang keras dan berirama dalam suku kata yang panjang dan berulang, seperti papapa, mamama, dan agagaga. 
Pada anak tuli, umumnya suara yang dihasilkan tidak berprogres menjadi celotehan seperti diatas dan cenderung monoton.

          3.  Toddler (Anak usia 12 – 24 bulan)

Anak sudah mengetahui namanya dan langsung menoleh saat dipanggil. 
Ia juga mulai bisa memahami instruksi sederhana yang disertai dengan gestur, misalnya “berikan itu ke Mama, dimana hidung?, jangan sentuh”. 
Anak juga mulai menggunakan beberapa kata, seperti Papa, Mama dan mengucapkan 2 – 50+ kata seiring bertambahnya usia.
Berkomunikasi dengan kita apa yang diinginkan melalui suara disertai dengan gestur tangan, seperti menunjuk sambil berceloteh keras.
Menikmati lagu anak-anak dan mencoba untuk ikut bersenandung.
Bisa memberi nama benda-benda yang ia familiar dan kenali dengan benar.
Menginjak usia 2 tahun, anak akan mulai bisa menggabung 2 kata atau lebih untuk membentuk kalimat sederhana.

          4.  Anak (Usia diatas 2 tahun)

Menginjak usia 2.5 tahun, jumlah kata yang digunakan anak bertambah hingga 200+ kata. Ia juga mulai banyak bertanya, diawali dengan kata apa dan siapa.
Pada usia 3 tahun, anak akan mulai bicara dengan memodulasi kenyaringan dan nada. Ia mengetahui beberapa lagu anak untuk diulang dan dinyanyikan dan mulai bisa menghafal angka sampai 10 atau lebih. Sebagian besar kosakatanya juga dapat dipahami oleh orang asing diluar lingkungan sehari-hari.
Usia 4-5 tahun, anak umumnya sudah mulai berbicara dengan susunan kalimat yang benar dan mudah dipahami. Ia akan sering bertanya mengenai kata-kata abstrak yang tidak dipahami, kemudian menggunakannya dalam percakapan. Pada usia ini anak sudah bisa diajak untuk melakukan tes pendengaran audiometry lengkap.


Nah, beberapa poin di atas adalah gambaran umum dari perkembangan anak dalam aspek pendengaran dan bicara. Namun pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berbeda-beda. Bisa jadi ada anak yang masih berceloteh dan belum berbicara dengan jelas saat berumur 3 tahun. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh kurangnya stimulus bahasa di lingkungannya sehari-hari. Tapi jika Mom mulai cemas dengan perkembangan bicara sang buah hati, disarankan bisa langsung mengunjungi terapis wicara atau psikolog anak untuk hambatan perkembangan secara umum. Jika Mom merasa bawa ada tanda tanda gangguan pendengaran atau disabilitas lain pada anak, bisa juga mengunjungi UPTD (Unit Pelayanan Terpadu Daerah) yang umumnya tersedia di kabupaten dan kota kota besar untuk layanan konsultasi gratis. Semakin dini dikenali, semakin optimal intervensi dan dampak positif untuk sang anak ke depannya. Semoga membantu.. :)

Minggu, 23 Juni 2013

PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Psikologi Transpersonal
     Psikologi transpersonal merupakan salah satu kajian khusus dalam psikologi humanistik yang mengintegrasikan konsep psikologi dengan aspek spiritual dari pengalaman manusia. Pengalaman personal dari tiap individu dalam kajian ini berperan sangat penting, sebagai dasar dari konsep psikologi transpersonal itu sendiri agar tidak sekedar menjadi bahasan yang abstrak.

Sejarah
        Tokoh psikologi humanistik, yaitu Abraham Maslow yang terkenal dengan teori aktualisasi dirinya, pada tahun 1968 menemukan adanya keterbatasan pada model humanistik. Menurutnya, terdapat kemungkinan-kemungkinan dalam diri manusia untuk melampaui aktualisasi diri, dimana individu merasa sebagai bagian dari satu kesatuan yang lebih besar. Oleh karena itu kebutuhan “aktualisasi diri” ini tidak lagi relevan untuk dikatakan sebagai kebutuhan tertinggi dalam hirarki kebutuhannya. Maslow bahkan menjuluki psikologi transpersonal sebagai kekuatan keempat dalam psikologi untuk melengkapi 3 aliran yang telah ada sebelumnya, yaitu psikoanalisis, behavioristik dan humanistik.

Apa itu Psikologi Transpersonal
          Psikologi transpersonal berpusat pada satu konsep utama, yaitu self transendensi. Self atau aku dalam transendensi merupakan hubungan antara aku dengan alam semesta. Konsep aku menjadi satu dengan ciptaan semesta sehingga bila dianalogikan aku dengan mahkluk hidup yang lainnya merupakan satu jaringan yang saling terkait satu sama lain. Aku ada karena mereka, begitu pula sebaliknya. Tanpa orang-orang di sekitarku, aku tidak akan menjadi “aku” yang sekarang. Jika salah satu dari orang-orang tersebut ada yang terluka, maka aku juga akan ikut merasakan sakitnya. Hal-hal tersebut merupakan pikiran yang akan muncul pada diri individu yang telah mencapai self-transendensi. Pada tahapan ini individu tidak lagi mementingkan ego-nya sendiri, karena ia mengetahui setiap perilaku yang ia ambil akan berkonsekuensi terhadap sekitarnya, bahkan semesta.
       Maslow menemukan bahwa beberapa orang yang mencari aktualisasi diri mengalami pengalaman puncak (peak experience) atau pengalaman transenden, namun ada pula yang tidak mengalaminya. Jadi terdapat dua perbedaan penting antara aktualisasi diri dengan transendensi diri sehingga pada akhirnya memunculkan psikologi transpersonal sebagai kekuatan keempat dalam psikologi yang akan disajikan dalam tabel berikut:

Self-Actualization
Self-Transendensi

Individu yang mencapai kebutuhan tahap ini tidak selalu telah mengalami pengalaman puncak (pengalaman mistik pada individu yang melibatkan perasaan dan sensasi mendalam baik secara psikologis maupun fisiologis sehingga dapat merubah dirinya secara cukup signifikan).

Individu pernah mengalami pengalaman puncak (pengalaman mistik pada individu yang melibatkan perasaan dan sensasi mendalam baik secara psikologis maupun fisiologis sehingga dapat merubah dirinya secara cukup signifikan).

Individu berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan minatnya di dunia, seperti kemanusiaan, identitas diri ataupun keinginan-keinginannya sebagai manusia.

Individu berfokus pada kosmos, bahwa dirinya merupakan satu kesatuan dengan semesta dan saling terkait satu sama lain dengan mahkluk hidup lainnya sehingga ego dirinya tidak lagi menjadi hal utama yang harus dipenuhi.


         Salah satu tokoh lain yang turut mengembangkan psikologi transpersonal adalah Roberto Assagioli. Beliau adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah transpersonal dalam psikoterapi. Ia memperkenalkan sistem psikosintesis yang mendapatkan pengaruh dari Jung. Psychosyntesis dari Assagioli ( 1971 ) menyajikan sejumlah besar ragam metode therapeutic, di mulai dengan menangani masalah fisik pasien, khususnya gangguan psikosomatik kemudian beralih kepada gangguan psikologisnya, hingga akhirnya mencapai puncaknya pada latihan rohani.

Sumber:
  • Prabowo, Hendro. (2008). Modul Seri Latihan Kesadaran I.  Jakarta.
  • Schneider, K., Bugental, J.F.T, Pierson, J.F. (2001). Handbook of Humanity Psychology. Sage    Publication.

Kelas B
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
Tahun Ajaran 2013

Sabtu, 08 Desember 2012

Farewell Sir, You'll Always be Remembered


          Setiap fase kehidupan selalu membawa kita bertemu dengan banyak orang dengan berbagai karakternya. Akan tetapi hanya sedikit orang yang dapat membekas dalam di memori dan hati saya yang mini ini. Salah satu dari sedikit orang itu adalah Pak Ino, yang belakangan baru saya ketahui nama lengkap beliau adalah Christophorus Daniel Ino Yuwono. Meski hanya perjumpaan singkat melalui dua mata kuliah yang beliau ajar, beliau memberi saya banyak pelajaran melalui pertanyaan-pertanyaannya yang sederhana dan seringkali bersifat sarkarsme. 

          Sebagai seorang mahasiswa yang masuk psikologi sebagai pilihan keempat, pada awal perkuliahan saya tidak tahu akan saya bawa kemana gelar S.Psi ini nantinya begitu lulus. Saya pun akhirnya memutuskan akan masuk ke peminatan Psikologi Sosial karena sepertinya mempelajari interaksi antar manusia dalam suatu masyarakat adalah kajian yang menarik. Masih sepertinya. Semester satu dan dua pun berlalu begitu saja dengan motto go with the flow di pikiran.  Hingga kemudian saya bertemu dengan beliau di semester 3,tepatnya pada kuliah asas-asas manajemen dan mengubah cara pandang saya terhadap pentingnya kamu memiliki tujuan ketika kuliah. Saat itu beliau mengatakan "Kalian ini sekarang kuliah penginnya cuma cepat lulus,mengejar nilai bagus dan gelar. Bener nggak?". Satu pertanyaan kritis pun beliau lontarkan kepada saya, "Mbak, kamu. Kamu kuliah ini mau mengejar ilmu atau gelar?". Deg. Saya yang sudah mendengar reputasi beliau sebagai dosen killer langsung tertegun ketika ditanyai seperti itu dan dengan tegang menjawab, "Mmm.. dua-duanya pak". Beliau kemudian memaksa saya untuk memilih salah satu, hingga akhirnya saya menjawab "untuk mengejar ilmu pak". Jawaban saya kemudian ditanggapi beliau dengan tantangan, "kalau kamu memang mau mengejar ilmu, kamu kuliah disini sampai kamu paham betul dengan semua konsep teorinya, nanti saya carikan guru yang bagus, tapi nggak dapet gelar. Berani kamu?" Deg. Lagi-lagi tertohok. Saya pun menjawab, "Ya jangan paak.. Nanti nggak bisa kerja". "Itu namanya kamu mengejar gelaaar", begitu tanggapan beliau sambil menekan puncak kepala saya dengan gemas. Itu pelajaran pertama sekaligus paling berkesan yang saya peroleh dan masih dapat saya ingat dengan detail mengenai beliau, apa tujuanmu kuliah.

          Pada saat itu saya merasa malu-iya. Kesal-apalagi. Namun pada saat yang bersamaan rasa kagum juga muncul terhadap sosok yang sudah berumur tersebut. Kekesalan itu semata-mata muncul karena apa yang bapak ucapkan memang benar adanya, bahwa selama ini saya memang kuliah hanya mengikuti orang kebanyakan, untuk mengejar gelar, ingin cepat lulus kemudian bekerja dan kebenaran itu melukai harga diri saya. Realitas yang terjadi dalam masyarakat saat ini  dengan lugas beliau sampaikan melalui pernyataan dan pertanyaan-pertanyaan bernada tajam kepada mahasiswa-mahasiswanya. Beliau menegur sekaligus menyadarkan kami semua, murid-muridnya, dengan caranya. Cara yang seringkali mengesalkan, dan terkesan jahat, namun memang benar adanya, itulah kenyataan yang terjadi. Semenjak saat itulah saya memutuskan untuk mengambil peminatan psikologi industri dan organisasi, semenjak itu paling tidak saya memiliki arah yang  jelas kuliah di psikologi ini. Saya tertarik ingin belajar lagi dari beliau, saya juga merasa tertantang untuk berusaha menjadi mahasiswa yang mengejar ilmu, tidak hanya gelar.

          Pelajaran-pelajaran berikutnya dari beliau kemudian mengalir masuk dalam mini hardisk saya ini melalui pelajaran asmen maupun teori organisasi yang beliau ajar. Pertanyaan-pertanyaan sederhana beliau dalam perkuliahan seperti, "Mbak, buat apa kamu kuliah? Untuk apa kamu hidup? Buat apa kamu berkeluarga? Mbak kamu bisa masak? Masak sop itu gampang tinggal cemplung-cemplung, coba.. bisa nggak kamu masak masakan western? Hah?" ini memotivasi saya untuk terus mengembangkan diri, untuk terus belajar dan memiliki tujuan dalam setiap hal yang saya lakukan. Jika mengutip dari apa yang pernah pak Bukik katakan, beliau ingin memastikan bahwa setiap hal yang dilakukan anak didiknya bermakna, paling tidak untuk dirimu sendiri. 

          Satu hal Pak yang paling saya sesalkan setelah Bapak pergi. Saya pernah terlambat masuk kelas Bapak dan memutuskan untuk membolos karena tidak ingin terkena hukuman membawa makanan untuk sekelas. Saya takut bapak marahi, terlebih lagi jika saya teringat warning tegas yang bapak berikan, "Terlambat masuk kelas saya, wajib membawa makanan untuk sekelas. Makanannya harus berkelas, minimal Jco lah".  Saya tidak menyadari saat itu betapa penting dan berharganya pelajaran bapak dibandingkan beberapa rupiah yang akan saya keluarkan bila dihukum. Saya tidak menyadari betapa sedikitnya waktu yang disisakan oleh Tuhan untuk Bapak mengajar di kampus ini dan betapa banyaknya hal yang masih ingin saya pelajari dari Bapak. Maafkan mahasiswimu ini ya pak..

Terima Kasih untuk Segalanya



Selamat Jalan, Sir
Selamat Menjalani Kehidupan Selanjutnya
Have a Good Trip
All the lessons you've given to us, your students.. will stay remain in our memory 
So does with your spirit 
:')

Selasa, 08 Mei 2012

TUGAS PMDO


Peran Knowledge Management pada Perubahan yang Dilakukan Dahlan Iskan terhadap PLN

Semenjak diangkat menjadi Dirut PLN yang baru menggantikan Fahmi Mochtar, sosok Dahlan Iskan mulai menarik perhatian publik. Pribadinya dikenal sebagai seseorang yang pintar, tegas, lugas serta sederhana. Beliau terpilih sebagai Dirut PLN karena konsep radikal yang dikemukakannya untuk mengeluarkan PLN dari krisis kelistrikan yang terjadi di Indonesia serta idenya untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak dengan mengalihkannya ke gas. Pengalamannya selama 6 tahun dalam usaha penyediaan listrik swasta turut menjadi bekal untuk menghadapi masalah-masalah di PLN nanti, jadi bisa dikatakan beliau bukan orang awam lagi dalam masalah kelistrikan. Selama menjabat sebagai Dirut PLN beliau juga sering memuji betapa cerdasnya sebenarnya jajaran direksi yang telah dimiliki PLN selama ini. Beliau menemukan bahwa sebenarnya para pegawai PLN ini sudah berpikiran logis serta memiliki banyak ide cerdas dan kreatif dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi PLN, hanya saja mereka kesulitan dalam menemukan muara yang tepat bagi ide-ide tersebut. Disinilah Bapak Dahlan Iskan masuk dan memberi arahan pada ide-ide serta membantu menggali ide tersebut secara mendalam sehingga dapat menemukan muaranya, mengeksekusi berbagai ide yang ada secara tepat serta kemudian menerapkannya. Beliau memediasi berbagai ide yang dilontarkan oleh para anggota Direksi, bagaimana ide itu dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah.
Jika dihubungkan dengan knowlege management, Bapak Dahlan Iskan bisa dikatakan sudah sangat memahami konsep tersebut. Di era sekarang ini, kemajuan teknologi sudah dapat diikuti dengan cepat oleh berbagai organisasi, yang membedakannya hanyalah dari sumber daya manusianya, knowledge yang dimiliki oleh setiap pegawai dalam organisasi tersebut. Beliau sadar betul kemampuan serta pengetahuan pegawai-pegawai PLN yang pada umumnya merupakan sarjana teknik dari berbagai Universitas terkemuka di negeri ini sudah diatas rata-rata, hanya saja mereka perlu diberikan kebebasan dalam menyampaikan serta merealisasikan ide-ide yang mereka miliki. Kebebasan inilah yang kemudian diberikan beliau dalam mengelola knowledge management para pegawai salah satu perusahaan BUMN ini. Salah satu contohnya yaitu dengan mengubah proses rapat yang biasanya formal dan menegangkan menjadi suatu proses diskusi dan saling berbagi cerita yang mengasyikkan mengenai berbagai permasalahan serta solusi yang dapat ditemukan oleh para jajaran direksi dalam menghadapi problematika yang muncul.
Selama menjabat sebagai Dirut PLN, beliau juga tidak pernah menduduki kursi Direktur di ruangannya. Beliau lebih suka duduk di kursi tanpa meja, karena menurutnya konsep menduduki kursi Direktur dengan kekuasaan yang begitu besar membuatnya bergidik dan tidak enak, apalagi jika harus berbicara dengan pegawai lainnya dari kursi tersebut. Selaku Dirut PLN beliau juga tidak lantas mengatur, mengarahkan secara terus menerus dan rinci kepada bawahannya dalam menyelesaikan setiap persoalan yang ada. Pengelolaan knowledge mangementnya selain menekankan kebebasan juga dilandasi oleh kepercayaan. Kepercayaan beliau bahwa pegawai-pegawai PLN ini merupakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya sehingga tidak perlu pemberian instruksi-istruksi serta arahan secara mendetail dan rinci dalam pembagian tugas. Hal itu hanya akan membuat orang tersebut menjadi seperi bebek, begitu tuturnya. Dibandingkan instruksi-instruksi terperinci yang hanya akan membuat seseorang menjadi bergantung dan seperti robot, beliau meyakini bahwa lebih penting bagi para karyawan untuk tahu apa pandangan, tujuan, serta arahan secara umum mengenai apa-apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh pimpinan mereka, yaitu Bapak Dahlan Iskan sendiri.
Demi memberikan hal tersebut kepada seluruh karyawannya, akhirnya dibentuklah suatu sistem knowledge management di PLN berupa CEO note. Sistem knowledge management ini menggunakan teknologi komunikasi informasi berupa note yang berbasis diskusi, yang berfungsi untuk mendorong kolaborasi antara para karyawan dalam berbagi pengetahuan. Note ini dibuat sebagai tempat bagi beliau dan para jajaran Direksi untuk turut serta berbagi ilmu pengetahuan kepada 50.000 karyawan PLN lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui note ini beliau menceritakan pengalaman-pengalamannya selama menjabat sebagai Dirut PLN, bagaimana beliau menghadapi problematika yang terjadi di lapangan, maupun topik-topik menarik diluar permasalahan PLN yang tetap dapat menjadi bahan pembelajaran yang menarik bagi seluruh karyawan. Beberapa note yang saya baca juga mengungkapkan pendapat-pendapat pribadinya akan suatu isu, sentilan terhadap politik di Indonesia, pujian serta kekagumannya terhadap beberapa pemimpin daerah serta daerah itu sendiri, yang tentu saja tetap sarat akan pembelajaran, tidak hanya bagi karwayan PLN, tapi juga orang awam seperti saya. Tulisan beliau juga turut memotivasi karyawan untuk bersama-sama melangkah maju menghilangkan citra buruk yang sempat dimilki PLN. Saling berbagi pengetahuan mengenai pengalaman-pengalaman yang dihadapi di lapangan melalui media elektronik ini juga merupakan salah satu metode belajar yang sangat efektif daripada sekedar membaca teori di buku.
Hingga masa jabatan beliau berakhir, PLN telah mampu mengatasi krisis listrik yang terjadi di Indonesia, serta melakukan penghematan energi dengan mengurangi penggunaan BBM yang dikonversikan ke gas. Selain dikarenakan pribadinya yang sederhana dan cerdas, serta kemampuannya dalam menciptakan iklim untuk maju dalam internal PLN, kesuksesan yang diperolehnya juga didorong oleh keinginan jajaran Direksi dan seluruh karyawan itu sendiri untuk memajukan dan mengembangkan PLN menjadi lebih baik.





Daftar Pustaka

Armstrong, Michael. 2010. Armstrong’s Essential Human Resource Management Practice. India: Replica Press Pvt Ltd.
Iskan, Dahlan. 2010. Dua Tangis dan Ribuan Tawa. Jakarta: Elex Media Komputindo

Internet:
http://www.pln.co.id/?category_name=ceo-notes. Diakses pada tanggal 6 Mei 2012.

Selasa, 22 November 2011

Friend or WHAT



Teman.. mengaku ada dalam suka dan duka
Berkata "I'll always behind you" di saat kita gundah
Namun terkadang kau hanya manis dalam kata-kata
Dan pertemanan darimu hanya sekedar kiasan
Nyatanya kau sering tak pahami rasaku.. 
Pedihku..
Terkadang kau tertawa dibalik kesalku
Tak pedulikan apa yang berkecamuk dalam hatiku
Tolong pahamilah aku sesekali..
Dan berhenti lah menghakimiku seolah-olah seumur hidup kau telah mengenalku
Berhenti menghakimiku..
Saat wajah ini lagi tak bisa tersenyum
Karena teman.. sebenarnya kau sama sekali belum mengenalku
Meski begitu adamu tetap berarti bagiku
Nasehat dan candamu masih berharga dalam memberi warna hitam putih langitku
Jadi kumohon.. Belajarlah memahamiku :')

Identifikasi Dini Gangguan Pendengaran, Bisa Dimulai dari Rumah

Selamat pagi.. Akhirnya.. saya akan mulai aktif ngeblog lagi, tapi kali ini akan khusus seputar masalah kesehatan pendengaran dan ...